Sudah sepuluh menit ia mengamati bungkusan kecil yang terus bergerak-gerak itu.Ia berfikir, alangkah beratnya perjuangan anak kupu-kupu yang berada dalam kepompong itu.Ia membayangkan, bagaimana kupu-kupu itu harus keluar dari lubang kecil yang besarnya tak melebihi lubang jarum itu?
Tak sabar, dan atas nama rasa ‘kasihan’ pengasong itu akhirnya mengeluarkan gunting kecil disakunya, lalu memotong ujungnya.Dalam hitungan detik, kupu-kupu itu keluar dari kepompong dalam bentuk tubuh gembrot dan sayap berkerut.Ia tunggu kupu-kupu itu terbang mengepakkan sayapnya.Tapi harapan tinggal harapan, sang kupu hanya bisa bergerak-gerak di tanah karena badannya terlalu gemuk dan sayapnya mengkerut, tidak mengembang.Hidup adalah kerja keras dan perjuangan.Siapa pun yang mengharapkan kesuksesan, harus merasakan terlebih dahulu pahit getirnya perjuangan dan beratnya kerja keras. Yang dimaksud kerja keras bukan sekedar membanting tulang dan memeras keringat, tapi di dalamnya juga terkandung pengertian memeras pikiran dan mengolah perasaan.Potensi fisik, akal, hati, dan ruhani didayagunakan seoptimal mungkin untuk meraih harapan dan cita-cita.Ditambah dengan doa dan tawakkal, insya Allah kesuksesan telah menunggu.
Setiap anak lahir diiringi dengan tetesan darah ibunya.Itu artinya, setiap anak manusia harus berjuang, bekerja keras, dan mau berkorban.Tidak ada yang gratis, tidak ada yang instand.Hidup kita baru memiliki arti jika ada keringat yang kita kucurkan.Ada air mata menetes.Jika perlu, ada darah yang keluar.
“Tidak sama antara Mukmin yang duduk-duduk (tidak ikut berperang) sedang ia tidak uzur dengan orang yang berjihad (bersungguh-sungguh) di jalan Allah dengan harta mereka dan jiwanya.” (AnNisaa 4:95).
Dalam kehidupan nyata, betapa banyak kesalahan seperti yang dilakukan pedangan asongan tadi di atas.Masih banya orang tua yang tidak mau mendidik anaknya kerja keras dan kerja cerdas, tapi berharap anaknya sukses dikemudian hari.
Sudah dapat diduga, apa akibatnya jika”putra mahkota” diserahi kedudukan yang tinggi di perusahaan atau lembaga pendidikan atau di sebuah organisasi politik dan massa, semata-mata hanya karena dia adalah putra mahkota.Bukan karena kompetensi, kapasitas, dan kapabilitasnya.
Bersyukurlah jika saat ini kita sedang ditempa keadaannya, diuji oleh kondisi, dan dipaksa oleh nasib.Saatnya bagi kita untuk membuktikan bahwa janji Allah Subhanahu wa Ta’ala (SWY) itu benar.Kita bekerja keras, berjuang, bersungguh-sungguh melakukan perubahan.Pantang mengeluh, pantang putus asa, dan pantang menyerah.
Meta dan morphe, demikian asal kata metamorfosis yang diambil dari bahasa Yunani untuk menunjukkan arti perubahan yang terjadi pada seekor kupu-kupu.Suatu perubahan menjadi lebih baik dari sebelumnya.Dari seekor ulat, menjadi kepompong, lalu berubah menjadi kupu-kupu.Perubahan semacam inilah yang dikehendaki oleh islam dengan istilah hijrah.
Oleh Ustadz Abdurrahman Muhammah (Pimpinan Umum Hidayatulah)
Related Post :
0 komentar:
Posting Komentar